Berikut foto-foto yang dikirim oleh Ekie (apaajacampur.blogspot.com) yang diambil dari Bekasi.
Dan berikut foto-foto dari Togoe PS yang diambil dari wilayah Brawijaya, Jakarta.
Penampakan tersebut dilihat oleh banyak orang di wilayah Jabodetabek sehingga sempat diberitakan oleh beberapa media. Salah seorang user youtube juga mengupload video penampakan tersebut seperti yang bisa kalian saksikan di bawah ini:
Nah, sekarang, apakah identitas objek yang terlihat pada foto-foto dan rekaman tersebut? Apakah meteor?
Saya sendiri pernah menyaksikan jejak-jejak seperti itu beberapa kali. Kadang terlihat bercahaya terang, kadang tidak. Kadang terlihat horizontal dan kadang terlihat vertikal. Pada foto-foto di atas, jejak api terlihat seperti menurun (jatuh) sehingga kita akan segera menyimpulkan kalau kita sedang melihat sebuah objek angkasa yang jatuh seperti sampah angkasa ataupun meteorit.
Namun, sebenarnya tidak harus demikian.
Ketika Prof.Thomas Jamaluddin dari LAPAN ditanya oleh wartawan Vivanews mengenai identitas objek ini, ia berkata kalau jejak itu adalah "Jejak kondensasi dari pesawat tempur yang memunculkan asap putih".
Dalam hal ini, saya setuju 100 persen dengan Prof.Djamaluddin, walaupun menurut saya jejak kondensasi tersebut tidak harus berasal dari pesawat tempur. Pesawat komersil pun sering menghasilkan jejak semacam itu.
Bukti lain kalau jejak itu ditimbulkan oleh pesawat terlihat pada dua foto yang dikirim oleh Ekie di atas. Jejak tersebut terlihat seperti berbelok dan tidak bergerak dalam arah yang lurus. Ini adalah bukti lain kalau jejak tersebut tercipta oleh sebuah pesawat, bukan meteor, karena meteor tidak bisa mengubah arah pergerakannya.
Pesawat yang menciptakan jejak kondensasi tersebut tidak terlihat karena posisinya yang cukup jauh dan kualitas kamera yang digunakan tidak memadai.
Istilah yang lebih populer untuk jejak kondensasi tersebut adalah contrail. Ketika gas buangan yang panas dari pesawat menjadi dingin, butiran es atau butiran kristal mikroskopis akan tercipta. Ini menyebabkan jejak gas buangan tersebut bisa terlihat dengan mata telanjang.
Contoh contrail bisa terlihat pada foto di bawah ini.
Pesawat jenis yang berbeda bisa menghasilkan contrail yang berbeda pula. Tidak harus berupa empat jalur seperti pada foto di atas. Beberapa jenis pesawat bisa menciptakan contrail yang panjang, sedangkan yang lainnya menghasilkan contrail yang pendek (Short Contrail). Dalam kasus penampakan 14 Juli, contrail yang dihasilkan adalah contrail pendek.
Selanjutnya, pasti akan ada dua pertanyaan yang pasti akan muncul di dalam benak kalian.
Pertanyaan pertama adalah: Mengapa jejak yang muncul pada tanggal 14 Juli terlihat seperti jejak api?
Dan pertanyaan kedua adalah: Mengapa jejak itu terlihat seperti sedang menuju ke bumi alias jatuh?
Saya akan menjawab pertanyaan pertama terlebih dahulu.
Jawaban atas pertanyaan pertama adalah karena iluminasi dari sinar matahari.
Seperti yang kita ketahui, jejak "api" misterius tersebut muncul pada sore hari. Pada foto yang dikirim oleh Ekie, terlihat pada time stamp kalau foto itu diambil pada pukul 17:57. Ini adalah saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat.
Pada jam-jam tersebut, matahari memang sudah mulai tenggelam. Namun cahayanya masih menyinari bagian langit yang lebih tinggi. Ketika sebuah pesawat lewat, contrail yang dihasilkannya akan terkena cahaya ini dan menyebabkannya berubah warna menjadi oranye terang seperti api.
Contohnya seperti pada foto di bawah ini.
Jadi, jejak yang terlihat seperti api itu sesungguhnya adalah jejak contrail yang terkena cahaya matahari.
Jika lain kali penampakan cahaya seperti ini kembali muncul, maka saya yakin saat itu adalah sore hari ketika matahari mulai terbenam.
Lalu, untuk pertanyaan kedua soal mengapa contrail itu terlihat mengarah ke bawah.
Jawaban atas pertanyaan ini adalah karena ilusi optik.
Jejak itu tidak sedang memperlihatkan sebuah pesawat atau meteor yang sedang jatuh.
Jejak itu sesungguhnya tercipta oleh sebuah pesawat yang terbang dengan normal. Ia terlihat mengarah ke bawah karena pesawat itu sedang terbang menuju (atau menjauhi) pemegang kamera.
Walaupun kedengaran agak sukar dipercaya, namun sebenarnya sangat bisa diterima oleh logika. Contrail itu selalu horizontal (karena pesawat terbang horizontal). Namun, posisi pesawat dan pengamat akan menentukan ilusi yang tercipta.
Lihat contoh foto-foto di bawah ini:
Pesawat dan contrail yang terlihat seperti sedang mengarah ke bumi
(Lihatlah betapa miripnya contrail ini dengan penampakan 14 Juli - hanya di foto ini kita bisa melihat dengan jelas pesawatnya)
(Lihatlah betapa miripnya contrail ini dengan penampakan 14 Juli - hanya di foto ini kita bisa melihat dengan jelas pesawatnya)
Pesawat dan contrail yang terlihat seperti sedang naik terbang menuju angkasa. Terlihat seperti rudal.
Ini adalah contrail yang tercipta akibat pesawat yang bergerak sejajar dengan pemegang kamera, bukan jejak jatuhnya komet
Foto ini menunjukkan contrail di Jerman yang terlihat mirip meteor. Pesawat yang menciptakannya hanya terlihat samar-samar
Ini adalah contrail nyaris vertikal yang diciptakan Airbus A340-600. Sama seperti foto di atas, pesawat yang menciptakannya juga terlihat samar-samar
Ilusi optik semacam ini juga pernah menciptakan kehebohan belum lama ini. Jika kalian ingat, pada tanggal 8 November 2010, jejak contrail nyaris vertikal terlihat dari Los Angeles yang memicu spekulasi kalau ada rudal rahasia yang sedang diluncurkan.
Spekulasi ini muncul karena jejak tersebut mengarah ke atas sehingga sangat mirip seperti rudal yang baru saja diluncurkan.
Namun, akhirnya misteri ini dipecahkan oleh seorang blogger bernama Liem Bahneman yang menemukan kalau jejak itu sebenarnya ditimbulkan oleh pesawat komersil America West nomor penerbangan 808. Ia bahkan berhasil menemukan sebuah rekaman yang memperlihatkan kalau pesawat itu juga menghasilkan jejak yang sama 24 jam kemudian.
Foto di sebelah kanan adalah foto yang dikira rudal. Sedangkan foto yang disebelah kiri adalah contrail yang diciptakan oleh pesawat America West 24 jam kemudian
Begitulah ilusi optik. Bahkan ketika kita mengetahui penjelasannya, pikiran kita masih belum bisa menerimanya sepenuhnya.
Namun saya pribadi menganggap kasus ini sebagai kasus contrail biasa dan bukan sesuatu yang misterius.
By the way, penjelasan yang saya berikan hari ini juga saya tujukan sebagai alternatif untuk menjawab postingan inbox saya sebelumnya mengenai jejak vertikal di Cilegon dan Balikpapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar